Persaingan global untuk membangun gedung pencakar langit yang lebih tinggi semakin memanas di tahun 2025. Sebuah pergeseran besar telah terjadi— gedung pencakar langit supertinggi di UEA telah resmi melampaui AS. Ini menandai perubahan besar dalam dunia gedung pencakar langit.
Dengan 37 gedung di atas ketinggian 300 meter , UEA menempati posisi kedua secara global , sementara AS membuntuti dengan 31 gedung. Namun, Tiongkok masih memimpin dengan selisih yang besar (sumber: CTBUH ). Blog ini menguraikan angka-angka tersebut, membandingkan tren global, dan membahas bagaimana Gedung Pencakar Langit Supertinggi UEA membentuk kembali cakrawala kota.
Pencakar langit supertinggi adalah bangunan yang tingginya lebih dari 300 meter. Menara-menara ini telah menjadi simbol perkembangan perkotaan modern dan identitas kota.
Pada tahun 2025, UEA kini menjadi rumah bagi 37 gedung pencakar langit supertinggi , sebagian besar berlokasi di Dubai. Gedung-gedung ini termasuk yang memecahkan rekor seperti Burj Khalifa, yang tingginya 828 meter. Bukan hanya tinggi—ini adalah gedung tertinggi di Bumi.
Selain proyek-proyek yang telah selesai, UEA juga memiliki beberapa menara yang sedang dibangun. Hal ini akan semakin meningkatkan jumlah menaranya. Sebagai gambaran, berapa banyak supertall di UEA? Jawabannya adalah pertumbuhan dari tahun ke tahun, didukung oleh aktivitas pengembang yang kuat, permintaan pariwisata, dan perencanaan strategis. Di antara landmark yang akan datang, Burj Binghatti Jacob & Co Residences akan mendefinisikan ulang cakrawala Dubai sebagai menara hunian tertinggi baru di UEA setelah selesai dibangun pada akhir tahun 2026, menjulang setinggi 557 meter di Business Bay.
Pada tahun-tahun sebelumnya, AS memimpin gerakan pembangunan gedung pencakar langit global. Namun pada tahun 2025, pergeserannya terlihat jelas. AS memiliki 31 gedung pencakar langit super, sementara UEA kini memiliki 37. Jadi, apa yang berubah?
Salah satu alasannya adalah investasi yang terfokus pada properti dan pariwisata di UEA. Proyek-proyek disetujui dan diselesaikan lebih cepat daripada di AS, berkat aturan zonasi yang lebih lancar dan jangka waktu konstruksi yang lebih singkat.
Meskipun AS terus membangun, lajunya lebih lambat. Pengembang sering menghadapi penundaan karena peraturan setempat dan keterbatasan lahan perkotaan.
Sebaliknya, UEA terus mendorong batas vertikal. Dubai sendiri memiliki puluhan proyek gedung pencakar langit. Pertumbuhan ini bukan hanya soal angka—melainkan soal visi. Itulah sebabnya gedung pencakar langit supertinggi UEA melampaui gedung-gedung lain, terutama AS, baik dalam skala maupun kecepatan.
Mari kita lihat Peringkat Pencakar Langit Supertinggi 2025 berdasarkan menara yang telah selesai dibangun dengan ketinggian lebih dari 300 meter:
Tiongkok masih unggul jauh. Namun, UEA naik ke posisi kedua, mendorong AS ke posisi ketiga.
Jika kita melihat semua gedung tinggi di atas 150 meter, negara mana yang memiliki gedung pencakar langit terbanyak? Sekali lagi, Tiongkok memimpin dengan lebih dari 3.400 gedung pencakar langit. UEA berada di peringkat ketiga secara global dengan 345 gedung.
Yang membuat pertumbuhan UEA menarik adalah perpaduan antara menara yang telah selesai dan pembangunan baru. Jumlah proyek yang sedang dibangun di UEA menandakan peningkatan pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

Perdebatan seputar ketinggian Burj Khalifa vs. Shanghai Tower sering muncul dalam pemeringkatan global. Berikut jawabannya:
Burj Khalifa (UEA) – 828 meter
Menara Shanghai (Tiongkok) – 632 meter
Perbedaannya hampir 200 meter. Burj Khalifa tidak hanya lebih tinggi—tapi juga tak tertandingi.
Meskipun Menara Shanghai di Tiongkok adalah yang tertinggi kedua di dunia, ia tidak berada di puncak daftar. Dengan ini, Gedung Pencakar Langit Supertinggi UEA tetap memegang mahkota untuk supremasi ketinggian.
Proyek-proyek lain seperti Menara Jeddah di Arab Saudi mungkin akan mengubah persaingan di masa mendatang. Namun untuk saat ini, UEA memimpin dalam ambisi vertikal.
Mari kita bandingkan gedung tertinggi di UEA vs Cina:
UEA: Burj Khalifa (828 m), Marina 101 (425 m), Princess Tower (413 m)
Tiongkok: Menara Shanghai (632m), Pusat Keuangan Ping An (599m), Menara CITIC (528m)
Dalam hal tinggi menara tunggal, UEA memimpin dengan Burj Khalifa. Namun, Tiongkok memiliki lebih banyak gedung pencakar langit secara keseluruhan.
Meskipun angka di Tiongkok lebih tinggi, UEA berfokus pada bangunan-bangunan yang menonjol. Ini bukan hanya tentang kuantitas—ini tentang desain vertikal yang berani. Strategi ini telah membantu gedung pencakar langit di UEA 2025 mendapatkan perhatian dan pengaruh global.
Harapkan lebih banyak proyek gedung tinggi di kedua negara, tetapi UEA menutup kesenjangan dalam kualitas dan desain.
Kecepatan pembangunan gedung pencakar langit Dubai menjadi alasan lain mengapa UEA naik peringkat.
Proyek di Dubai berjalan cepat—dari desain hingga serah terima. Beberapa menara selesai dalam 4-5 tahun. Di AS, pembangunan gedung serupa bisa memakan waktu hingga satu dekade karena waktu persetujuan yang lebih lama dan peraturan yang lebih ketat.
Dubai juga diuntungkan oleh proses perencanaan kota yang lebih fleksibel. Pengembang memiliki kendali lebih besar atas lahan, jadwal, dan spesifikasi bangunan. Hal ini menghasilkan penyelesaian yang lebih cepat dan pengembalian yang lebih cepat.
Itulah sebabnya gedung pencakar langit supertinggi di UEA dibangun lebih cepat—dan dalam jumlah lebih banyak—daripada gedung pencakar langit serupa di AS.
Kisah Gedung Pencakar Langit Supertinggi UEA lebih dari sekadar permainan angka. Ini tentang perubahan ambisi, kecepatan, dan skala.
Dengan 37 bangunan di atas ketinggian 300 meter, UEA kini berada di peringkat kedua dunia. Keunggulannya atas AS menunjukkan bagaimana perencanaan dan pelaksanaan mendorong hasil. Cakrawala sedang berubah—dan UEA berada di pusatnya.
Karena Tiongkok saat ini memegang posisi teratas, pertanyaan sebenarnya adalah: akankah UEA menjadi pemimpin berikutnya? Persaingan dimulai.
A: Gedung pencakar langit supertinggi di UEA adalah gedung-gedung yang tingginya lebih dari 300 meter. Pada tahun 2025, negara ini memiliki 37 menara seperti itu, terutama di Dubai.
A: UEA saat ini memiliki 37 gedung pencakar langit supertinggi yang telah selesai dibangun, menjadikannya yang tertinggi kedua di dunia setelah China.
A: UEA membangun lebih cepat karena undang-undang zonasi yang lebih mudah, persetujuan yang lebih cepat, dan investasi yang kuat dalam pembangunan gedung tinggi.
A: China memimpin dengan lebih dari 3.497 bangunan di atas 150 meter, sementara UEA menempati peringkat ketiga secara global dalam kategori tersebut.
A: Burj Khalifa di UEA tingginya 828 meter, membuatnya lebih tinggi dari Shanghai Tower yang tingginya 632 meter.
Jangan Ragu untuk Menghubungi Kami Kapan Saja, Kami Online 24/7