Sektor properti Dubai sedang mengalami transformasi strategis seiring dengan peralihan pengembang terkemuka ke konstruksi internal Dubai untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mempercepat penyelesaian, mendapatkan kendali lebih besar atas biaya, dan mengamankan keuntungan yang lebih besar seiring mereka merespons lonjakan permintaan real estat Dubai pada tahun 2025.
Penerapan strategi konstruksi pengembang Dubai menandai titik balik pasar. Emaar Properties telah meluncurkan konstruksi internal Emaar dengan merek Rukn Mirage, menandai fase baru integrasi. Para pemain besar lainnya, termasuk Samana Developers, Ellington, Azizi, dan Arada, juga mengintegrasikan operasional konstruksi ke dalam organisasi mereka. Secara kolektif, langkah-langkah ini membentuk kembali tren pasar properti Dubai, memungkinkan pengembang untuk mengurangi ketergantungan pada kontraktor pihak ketiga.
Kota ini mengalami lonjakan real estat yang signifikan di Dubai , dengan harga properti naik 70% selama empat tahun hingga Desember 2024. Hal ini telah memicu proyek pengembang Dubai 2025, karena permintaan perumahan meningkat di bawah visi pemerintah untuk menggandakan populasi menjadi 7,8 juta pada tahun 2040. Lonjakan harga properti Dubai mencerminkan selera investor dan terbatasnya pasokan.
Data industri menunjukkan pertumbuhan penjualan properti di Dubai melonjak tajam, dengan peluncuran properti naik 83% pada tahun 2024, meskipun penyelesaiannya menurun sebesar 23%. Ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan telah meningkatkan permintaan properti pra-rencana di Dubai, menarik pembeli lokal dan investor asing.
Prospek investasi real estat Dubai yang kuat telah mendorong para pengembang untuk memanfaatkan pasar utang sebagai sumber pendanaan, sekaligus mendorong lebih banyak proyek melalui divisi internal mereka. Samana Developers, misalnya, awalnya berencana mengelola 20% proyek secara internal, tetapi kini 80–90% skema baru berada di bawah kendali tim internal mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana pangsa pasar pengembang Dubai terus berkembang, dengan model-model terintegrasi vertikal yang semakin berkembang.
Di saat yang sama, perusahaan konstruksi Dubai di luar sektor real estat menghadapi tantangan karena semakin sedikit kontrak yang dialihdayakan. Banyak yang diperkirakan akan mengalihkan upaya mereka ke infrastruktur pemerintah, energi, dan manufaktur.
Para analis memperingatkan bahwa integrasi internal penuh mengandung risiko. Pengembang yang menyeimbangkan akuisisi lahan, pemasaran, penjualan, dan pendanaan di samping manajemen konstruksi langsung dapat kewalahan. Jika permintaan melambat, pabrik, peralatan, dan staf yang menganggur dapat sangat membebani biaya.
Namun, siklus saat ini mencerminkan tren real estat UEA yang lebih luas. Para pengembang memandang kendali menyeluruh, mulai dari pembelian hingga serah terima lahan, sebagai hal yang vital untuk menjaga arus kas dan memenuhi kewajiban pemegang saham. Dengan proyek-proyek baru dan populasi yang terus meningkat, model internal Dubai memposisikan para pengembang untuk meraih pertumbuhan sekaligus membentuk cakrawala kota untuk dekade berikutnya.
Property Advisor
Michael Nicolas adalah Penasihat Properti yang dinamis dengan pengalaman lebih dari tiga tahun, melayani beragam klien d...
Jangan Ragu untuk Menghubungi Kami Kapan Saja, Kami Online 24/7